Sabtu, 08 November 2014

CINTA



Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami oleh semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan sesama.
        Memang, bagi kebanyakan orang, cinta adalah lambang dari tergugahnya perasaan. Cinta itu indah karena sering tidak bisa diterangkan dengan logika, bahkan kadang-kadang malah menentang logika.
      Menurut saya, bentuk cinta yang harus saya lakukan terhadap sesama adalah berbagi ke sesama orang, teman, sahabat, kekasih, dan keluarga. Berbagi suka, duka, ilmu, dan masih banyak yang lainnya yang membuat saya merasa bahagia jika saya sudah melakukan berbagi ke sesama dengan penuh rasa cinta.
         Cinta untuk alam, ya saya sangat mencintai keindahan alam yang diciptakan oleh tuhan. Bentuk cinta saya terhadap alam yaitu dengan cara tidak merusaknya, kita harus memelihara alam agar terlihat lebih indah dan agar tidak menimbulkan dampak yang negative dari ulah kita karena telah merusaknya.

Di Indonesia banyak Kota-kota yang berpolusi, salah satunya Ibu Kota Dari Indonesia yaitu Jakarta. Seharusnya pemerintah berhenti melakukan pembangunan seperti gedung-gedung, mall, atau yang lainnya. Tanamlah pepohonan yang luas dan atau banyak, bikin lebih banyak taman agar udaranya pun sejuk saat dihirup, bukan banyakin pembangunan yang menyebabkan polusi.
Jika kalian benar mencintai manusia, alam, atau makhluk hidup yang lainnya, maka kalian juga harus mencintai yang menciptakan mereka tersebut, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Jika kalian menghina sesama, maka kalian sama saja menghina Tuhan. Contoh, kalian membeli baso di pinggir jalan, lalu kalian bilang bahwa baso tersebut tidak enak kepada teman kalian atau bilang ke abangnya, pasti yang tersinggung itu yang membuat baso tersebut, bukan basonya.
Dalam Al-Qur’an, ada ayat yang mengemukakan tentang wajibnya manusia mencintai Tuhan supaya manusia mengenal kedudukannya sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dan sekaligus sebagai Hamba-Nya. Tujuan lainnya adalah supaya manusia mengenal dirinya yang hakiki sebagai makhluk spiritual dan asal-usul kerohaniannya serta kewajiban-kewajibannya dalam memenuhi cintanya tersbut.
Memenuhi kewajibannya dalam cinta berarti melakukan perjalanan naik atau transendensi, menembus yang formal menuju yang hakiki. Ayat Al-Qur’an yang dirujuk dalam melukiskan perlunya jalan cinta dalam tasawuf antara lain, “Aku menciptakan jin dan manusia tiada lain supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku,” (QS Adz-Dzariyat [51])
Al-Qur’an mengingatkan agar akal memperoleh kebenaran, hati harus diarahkan untuk mencintai kebenaran itu. Al-Qur’an mengarahkan hati untuk mencintai sesuatu yang tidak disukai hawa nafsu dan mencegahnya dari mencintai sesuatu yang mengekang dan memperbudaknya.

Chandra, Julius. 2006. Cinta Rasional. Yogyakarta: KANISIUS (Anggota IKAPI).
Dr. Said Ramadhan Al-Buthy. 2009. Al-Qur’an Kitab Cinta. Jakarta: PT Mizan Publika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar